Senin, 13 Februari 2012

FUNGSI FILSAFAT ILMU DALAM MENGEMBANGKAN MANAJEMEN DI LEMBAGA PENDIDIKAN



A.    Pendahuluan
Ketika berbicara pendidikan maka kita akan berbicara mengenai definisi pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Pendidkan sebagai usaha sadar dan terencana menunjukan bahwa pendidikan adalah sebuah proses yang sengaja dan dipikirkan secara matang.
Pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Karena itu diperlukan sejumlah landasan dan asas-asas tertentu dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan. Beberapa landasan pendidikan yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk menjemput masa depan.
Tidak bisa kita pungkiri lagi bahwa lembaga pendidikan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap corak dan karakter masyarakat. Belajar dari sejarah perkembanganya lembaga pendidikan yang ada di indonesia memiliki beragam corak dan tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang melingkupi, mulai dari zaman kerajaan dengan bentuknya yang sangat sederhana dan zaman penjajahan yang sebagian memiliki corak ala barat dan gereja[1], dan corak ketimuran ala pesantren sebagai penyeimbang, serta model dan corak kelembagaan yang berkembang saat ini tentunya tidak terlepas dari kebutuhan dan tujuan-tujuan tersebut.
Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengejar ketertinggalan di segala aspek kehidupan dan menyesuaikan dengan perubahan global serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bangsa Indonesia.


B.     Filsafat sebagai Induk Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu, kepastian dimulai dari rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dari keduanya.[2] Dalam berfilsafat kita didorong untuk mengetahui apa yang kita tahu dan apa yang belum kita tahu Filsafat dalam pandangan tokoh-tokoh dunia diartikan sebagai berikut:
  • Plato (427 – 348 sm), filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli
  • Aristoteles (382 – 322 sm), filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung dalam ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik dan estetika
  • Al Kindi (801 – ……m), filsafat adalah pengetahuan tentang realisasi segala sesuatu sejauh jangkauan kemampuan manusia
  • Al Farabi (870 – 950 m), filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam wujud bagaimana hakikat sebenarnya.
  • Prof. H. Muhammad Yamin, filsafat adalah pemusatan pikiran, sehingga manusia menemui kepribadiannya. Di dalam kepribadiannya itu dialami sesungguhnya.
Dalam kamus Bahasa Indonesia, filsafat dapat diartikan sebagai berikut:
1.      Teori atau analisis logis tentang prinsip-prinsip yang mendasari pengaturan, pemikiran pengetahuan, sifat alam semesta.
2.       Prinsip-prinsip umum tentang suatu bidang pengetahuan.
3.       Ilmu yang berintikan logika ,estetika, metafisika, dan epistemologi
4.      Falsafah
Tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin dan menerbitkan serta mengatur semua itu dalam bentuk sistematik. Dengan demikian filsafat memerlukan analisa secara hati-hati terhadap penalaran-penalaran sudut pandangan yang menjadi dasar suatu tindakan.
Semua ilmu baik ilmu sosial maupun ilmu alam bertolak dari pengembangannya yaitu filsafat. Pada awalnya filsafat terdiri dari tiga segi yaitu (1)apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah (logika); (2) mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika); (3)apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek (estetika). Dari 3 dasar tersebut yang akhirnya berkembang menjadi cabang dari berbagai banyak cabang keilmuan.
Filsafat membicarakan tentang dasar-dasar sesuatu mengenai keberadaannya, sedangkan ilmu membicarakan tentang gejala-gejalanya sehingga disebut sebagai filsafat ilmu. Filsafat bertugas menggali dan meneliti sebab musabab pertama dari gejala ilmu pengetahuan, sehingga tampak adanya subyek dan obyek dalam proses pengetahuan. Sehingga kesadaran subyek pengenal tentang obyek yang dikenalnya dinamakan pengetahuan.

C.    Filsafat Sebagai Metode Keilmuan
Filsafat merupakan sebuah metode untuk mengembangkan keilmuan, lembaga pendidikan. Karena fungsi filsafat adalah untuk memberi kepada kita pengatahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran. Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya, itulah tujuan yang tertinggi dan satu-satunya.
filsafat membahas sesuatu secara mendasar dan radikal, maka filsafat menjadi sumber dari segala pemikiran dalam bidang-bidang tertentu yang pada suatu waktu mengemuka adanya filsafat bahasa, filsafat sejarah, filsafat pendidikan dan filsafat kebudayaan dan lain-lain. Masing-masing konsentrasi pembahasan filsafat membentuk sebuah atau beberapa cabang ilmu yang dapat diterapkan dalam hidup manusia, baik untuk menyelesaikan permasalahan hidup sehari-harinya, maupun untuk mengembangkan proses perjalanan keilmuan baru.
Filsafat berfungsi sebagai analisis kritis dan komprehensif tentang bagaimana seharusnya pendidikan diselenggarakan dan dilaksanakan dalam kehidupan. Sedangkan Filsafat Ilmu Pendidikan secara konsepsional diartikan sebagai analisis kritis komprehensif tentang pendidikan sebagai salah satu bentuk teori pendidikan yang dihasilkan melalui riset baik kuantitatif maupun kualitatif.
Filsafat ilmu membahas mengenai konsep-konsep metodologis seperti hipotesis, hukum, teori, faham tentang sifat dan sikap ilmiah, paradigma dalam ilmu, serta mengenai ilmu-ilmu alam-fisis dan pelbagai problem di dalamnya, ilmu-ilmu tentang hidup seperti biologi, evolusi, genetika. Selain itu juga membahas teknologi dan penerapan ilmu dan akibat-akibat teknologi serta pengembangan ilmiah bagi pembangunan dan pengembangan masyarakat sosial, dan sebagainya.
Dapat disimpulkan bahwasanya fungsi filsafat ilmu dalam mengembangkan manajemen di lembaga pendidikan adalah sebagai dasar pemikiran untuk mengembangkan karena dengan berfilsafat seseorang akan berfikir dan mencari kebenaran atas masalah yang dihadapinya. Dengan begitu maka seseorang akan dengan mudah membaca keadaan dan situasi dalam mengembangkan lembaga pendidikan karena filsafat tidak hanya dipandang sebagai ideologi tetapi juga metodologi. Karena pangadangan metodologi maka seseorang akan banyak menemukan keilmuan baru yang dihasilkan dari berfikir orang tersebut kalau ideologi maka seseorang akan terjebak pada satu pemikiran saja yang akhirnya orang tersebut tidak berkembang.
Lembaga pendidikan dituntut untuk bisa berkembang untuk bisa mengembangi kehidupan yang semakin lama semakin maju terutama dalam dunia teknologi. Tidak lepas dari fungsi lembaga pendidikan adalah sebagai segbagai agen perubahan yang m


[1] Nasution. Sejarah pendidikan indonesia.bumi aksara.tt.cet 2.Jakarta hal: 152
[2]. Jujun S Suriasumantri, “Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer” Pustaka Sinar Harapan, 2003

Tidak ada komentar:

Posting Komentar