A.
Pendahuluan
Ketika berbicara pendidikan maka kita akan berbicara
mengenai definisi pendidikan. Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Pendidkan sebagai usaha sadar dan
terencana menunjukan bahwa pendidikan adalah sebuah proses yang sengaja dan
dipikirkan secara matang.
Pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan
manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Karena itu diperlukan sejumlah landasan
dan asas-asas tertentu dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan. Beberapa
landasan pendidikan yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan
tujuan pendidikan adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural,
Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk
menjemput masa depan.
Tidak bisa kita pungkiri lagi bahwa lembaga pendidikan
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap corak dan karakter masyarakat.
Belajar dari sejarah perkembanganya lembaga pendidikan yang ada di indonesia
memiliki beragam corak dan tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang
melingkupi, mulai dari zaman kerajaan dengan bentuknya yang sangat sederhana
dan zaman penjajahan yang sebagian memiliki corak ala barat dan gereja[1],
dan corak ketimuran ala pesantren sebagai penyeimbang, serta model dan corak
kelembagaan yang berkembang saat ini tentunya tidak terlepas dari kebutuhan dan
tujuan-tujuan tersebut.
Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia,
mengejar ketertinggalan di segala aspek kehidupan dan menyesuaikan dengan
perubahan global serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bangsa
Indonesia.
B.
Filsafat
sebagai Induk Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu, kepastian
dimulai dari rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dari keduanya.[2]
Dalam berfilsafat kita didorong untuk mengetahui apa yang kita tahu dan apa
yang belum kita tahu Filsafat dalam pandangan tokoh-tokoh dunia diartikan
sebagai berikut:
- Plato (427 – 348 sm), filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli
- Aristoteles (382 – 322 sm), filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung dalam ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik dan estetika
- Al Kindi (801 – ……m), filsafat adalah pengetahuan tentang realisasi segala sesuatu sejauh jangkauan kemampuan manusia
- Al Farabi (870 – 950 m), filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam wujud bagaimana hakikat sebenarnya.
- Prof. H. Muhammad Yamin, filsafat adalah pemusatan pikiran, sehingga manusia menemui kepribadiannya. Di dalam kepribadiannya itu dialami sesungguhnya.
Dalam kamus Bahasa Indonesia,
filsafat dapat diartikan sebagai berikut:
1. Teori atau analisis logis tentang prinsip-prinsip yang
mendasari pengaturan, pemikiran pengetahuan, sifat alam semesta.
2.
Prinsip-prinsip umum tentang suatu bidang
pengetahuan.
3.
Ilmu yang berintikan logika ,estetika,
metafisika, dan epistemologi
4. Falsafah
Tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan
manusia sebanyak mungkin dan menerbitkan serta mengatur semua itu dalam bentuk
sistematik. Dengan demikian filsafat memerlukan analisa secara hati-hati
terhadap penalaran-penalaran sudut pandangan yang menjadi dasar suatu tindakan.
Semua ilmu baik ilmu sosial maupun ilmu alam bertolak
dari pengembangannya yaitu filsafat. Pada awalnya filsafat terdiri dari tiga
segi yaitu (1)apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah (logika); (2)
mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika); (3)apa yang
termasuk indah dan apa yang termasuk jelek (estetika). Dari 3 dasar tersebut
yang akhirnya berkembang menjadi cabang dari berbagai banyak cabang keilmuan.
Filsafat membicarakan tentang dasar-dasar sesuatu mengenai
keberadaannya, sedangkan ilmu membicarakan tentang gejala-gejalanya sehingga
disebut sebagai filsafat ilmu. Filsafat bertugas menggali dan meneliti sebab
musabab pertama dari gejala ilmu pengetahuan, sehingga tampak adanya subyek dan
obyek dalam proses pengetahuan. Sehingga kesadaran subyek pengenal tentang
obyek yang dikenalnya dinamakan pengetahuan.
C.
Filsafat Sebagai
Metode Keilmuan
Filsafat merupakan sebuah metode untuk mengembangkan keilmuan,
lembaga pendidikan. Karena fungsi filsafat adalah untuk memberi kepada kita
pengatahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan
kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran.
Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya, itulah tujuan
yang tertinggi dan satu-satunya.
filsafat membahas sesuatu secara mendasar dan radikal, maka
filsafat menjadi sumber dari segala pemikiran dalam bidang-bidang tertentu yang
pada suatu waktu mengemuka adanya filsafat bahasa, filsafat sejarah, filsafat
pendidikan dan filsafat kebudayaan dan lain-lain. Masing-masing konsentrasi
pembahasan filsafat membentuk sebuah atau beberapa cabang ilmu yang dapat
diterapkan dalam hidup manusia, baik untuk menyelesaikan permasalahan hidup
sehari-harinya, maupun untuk mengembangkan proses perjalanan keilmuan baru.
Filsafat berfungsi sebagai analisis kritis dan komprehensif
tentang bagaimana seharusnya pendidikan diselenggarakan dan dilaksanakan dalam
kehidupan. Sedangkan Filsafat Ilmu Pendidikan secara konsepsional diartikan
sebagai analisis kritis komprehensif tentang pendidikan sebagai salah satu
bentuk teori pendidikan yang dihasilkan melalui riset baik kuantitatif maupun
kualitatif.
Filsafat ilmu membahas mengenai konsep-konsep metodologis
seperti hipotesis, hukum, teori, faham tentang sifat dan sikap ilmiah,
paradigma dalam ilmu, serta mengenai ilmu-ilmu alam-fisis dan pelbagai problem
di dalamnya, ilmu-ilmu tentang hidup seperti biologi, evolusi, genetika. Selain
itu juga membahas teknologi dan penerapan ilmu dan akibat-akibat teknologi
serta pengembangan ilmiah bagi pembangunan dan pengembangan masyarakat sosial,
dan sebagainya.
Dapat disimpulkan bahwasanya fungsi filsafat ilmu dalam mengembangkan
manajemen di lembaga pendidikan adalah sebagai dasar pemikiran untuk
mengembangkan karena dengan berfilsafat seseorang akan berfikir dan mencari
kebenaran atas masalah yang dihadapinya. Dengan begitu maka seseorang akan
dengan mudah membaca keadaan dan situasi dalam mengembangkan lembaga pendidikan
karena filsafat tidak hanya dipandang sebagai ideologi tetapi juga metodologi.
Karena pangadangan metodologi maka seseorang akan banyak menemukan keilmuan
baru yang dihasilkan dari berfikir orang tersebut kalau ideologi maka seseorang
akan terjebak pada satu pemikiran saja yang akhirnya orang tersebut tidak
berkembang.
Lembaga pendidikan dituntut untuk bisa berkembang untuk bisa mengembangi
kehidupan yang semakin lama semakin maju terutama dalam dunia teknologi. Tidak
lepas dari fungsi lembaga pendidikan adalah sebagai segbagai agen perubahan
yang m
Tidak ada komentar:
Posting Komentar